PPRPM
Selamat Datang di Website Resmi Pusat Penelitian Riset dan Publikasi Mahasiswa

Sabtu, 11 Februari 2023

Al-Qur'an banyak menjelaskan tentang negeri Akhirat (kehidupan setelah mati) untuk orang yang selalu berbuat baik. jannah itu sendiri sering dijelaskan dalam berbagai surah di Al-Qur'an, sebagai tempat keabadian berupa jannah (taman yang indah/kebun) yang terdapat sungai-sungai mengalir di bawahnya:[6][7][8][9]

Adam dan Hawa di Surga Mana?

Kalau kita perhatikan, kisah kejatuhan Adam dari surga men­cakup beberapa unsur: Adam sen­diri, istrinya, surga, kekhalifa­han, malaikat, Iblis, pohon terla­rang, godaan, pelanggaran, hal Adam dan istrinya telanjang, pe­ngusir­an (yang pertama) dari surga, ajaran Tuhan, ampunan Tuhan, pengusiran (yang ke­dua) dari surga, peran setan di bumi sampai Hari Kiamat, per­juangan manusia. Masing-masing unsur itu sarat dengan makna dan tafsiran. Para ulama mencoba me­ne­rangkan ma­sing-masing itu ku­rang lebih demi­kian:

Tentang Adam, sejauh yang dipercayai oleh kaum Muslim seperti juga yang dipercayai oleh kaum Yahudi dan Nasrani, ialah bahwa dia adalah bapak umat manusia (abû al basyar). Ia di­cipta­kan dari tanah menurut ben­tuk tertentu (mas­nûn), dan sete­lah lengkap ben­tukan itu maka ditiup­kan ke da­lamnya sesuatu dari ruh ke­pu­nyaan Tuhan. Ma­nusia di­cip­ta­­kan dari pri­ba­di yang tunggal (min nafs-in wâhi­dah), kemudian dari­padanya dicip­takan jodoh-jodoh­nya, dan dari jodoh-jodoh itu dijadikanlah selu­ruh umat manu­sia, lelaki dan perempuan (Q., 4: 1). Keturunan Adam (dan Hawa) sen­diri tidak lagi dibuat dari tanah, tetapi dari “air yang men­jijik­kan” (sperma dan ovum). Tetapi sama dengan Adam, sete­lah proses pem­bentukan janin mencapai tahap yang lengkap, maka ditiupkan oleh Allah ke dalamnya sesuatu dari ruh milik-Nya, dan dibuatkan pen­dengar­an, peng­lihatan dan kekuat­an pikiran (fu’âd, jamak: af’idah) (Q., 32: 7-9).

Hawa adalah istri Adam, ibu umat manusia. Dalam Al Quran nama pribadi Hawa dan cara pen­ciptaannya tidak disebutkan. Hanya disebutkan bahwa Adam mem­punyai seorang istri. Menurut Ham­ka, kepercayaan umum bahwa wanita diciptakan dari tulang rusuk lelaki bukan berasal dari Al Quran, melainkan dari bebe­rapa Hadis oleh Bukhari dan Muslim. Tetapi Hamka meragukan apakah benar Hadis yang menyatakan tentang hal itu harus di­artikan bahwa Hawa memang diciptakan dari tulang rusuk Adam. Yang jelas, kata Ham­ka, hadis-hadis itu meng­ingat­kan kita semua tentang tabiat wanita. Dan Nabi memberi petun­juk ten­tang bagaimana menangani tabiat itu, yang petunjuk itu, kata Hamka selanjutnya, harus diterima dan diamalkan dengan penuh ren­dah hati.

Perkataan dalam Al Quran yang kita terjemahkan dengan surga (dari bahasa Sanskerta) ialah jannah. Makna lain perkataan itu ialah kebun atau taman. A. Hasan men­jelas­kan arti jannah itu dengan kebun atau surga. Sedang Hamka menerjemahkan jannah dengan taman. Para ulama berselisih surga mana yang dimaksud sebagai tem­pat Adam dan Hawa: apakah sama atau tidak dengan surga yang dijan­ji­kan untuk kaum beriman kelak di Hari Kemudian? Jika sama, meng­apa dalam surga Adam dan Hawa itu terdapat pembangkangan, ma­lah syetan pun ada di sana, padahal dalam Al Quran digambarkan bahwa dalam surga kelak tidak ada lagi pembicaraan sia-sia atau kotor, apalagi pembangkangan kepada Allah. Yang ada ialah kedamaian sempurna yang abadi (Q., 56: 25-26). Jika ti­dak sama, lalu di mana sesungguhnya surga Adam dan Hawa itu? Pendapat dan tafsiran masih bermacam-macam, meski­pun jelas bahwa surga Adam dan Hawa itu adalah tempat yang me­nye­­nangkan: makanan berupa buah-buahan melimpah ruah, tidak ada kelaparan maupun keha­usan, juga tidak ada hal telanjang, dan manusia tidak akan kepanasan

0 Comment