BERBUAT BAIK
Bumi Allah itu luas (Q., 39: 10) begitulah ungkapan dalam Kitab Suci
Al-Quran. Lebih lengkapnya ayat suci itu ialah, Sampaikanlah: “Wahai
hamba-hamba-Ku yang Beriman! Berbaktilah kamu sekalian kepada Tuhanmu!
Kebaikanlah untuk mereka yang berbuat baik di dunia ini. Dan bumi Allah itu
luas ...
Makna yang dapat dipahami dari firman suci itu ialah bahwa jika beriman
dan berbakti kepada Tuhan, kemudian kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan
balasan kebaikan pula. Dan balasan kebaikan itu disangkutkan dengan luasnya
bumi Tuhan yang terbentang di depan mata kita. Ini jelas merupakan gambaran
tentang lapangnya rasa kehidupan kita berkat adanya iman dan takwa kepada Tuhan
itu. Kelapangan ini berpangkal dari adanya harapan kepada Allah, tempat kita
bersandar. Oleh karena dalam Kitab Suci juga diberikan ilustrasi sebaliknya,
yaitu Barangsiapa berpaling dari ingat kepada-Ku, maka sungguh baginya ialah
kehidupan yang sempit, dan Kami akan giring dia pada Hari Kiamat dalam keadaan
buta (Q., 20:124). Dan terasa sempitnya kehidupan itu ialah karena tidak
adanya harapan kepada Allah.
Di samping itu, firman tersebut juga dapat dipahami menurut pengertian
lahiriahnya. Yaitu bahwa bumi ini luas, sehingga tidak ada alasan bagi manusia
untuk tidak berbuat baik dan berbakti kepada Allah hanya karena kebetulan
tempat dia berdiam dan hidup tidak memungkinkan. Dengan perkataan lain, kita
dianjurkan untuk menjelajah bumi dan melihat kemungkinan yang ada di luar tempat
kita sendiri. Bahkan dalam Kitab Suci terdapat gugatan kepada mereka yang tetap
tinggal di suatu tempat, padahal di tempat itu dia tidak mampu berbuat sesuatu
yang bakal meningkatkan harkat dan martabatnya yang diperoleh dari iman dan
bakti kepada Tuhan. Sesungguhnya orang-orang yang dipenuhi (ajalnya) oleh
para malaikat dalam keadaan zhâlim (berdosa) terhadap diri mereka sendiri, para
malaikat itu berkata, “Bagaimana kamu dahulu (di dunia)?” Mereka menjawab,
“Kami dahulu adalah orang-orang tertindas di bumi!” Para malaikat berkata,
“bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di dalamnya?” (Q.,
4: 97).
Jadi digambarkan bahwa para malaikat yang bertugas mematikan kita nanti
akan menggugat, mengapa tidak berpindah dari tempat kita sekarang jika memang
di tempat itu kita tidak dapat berbuat banyak untuk cita-cita kita yang luhur
seperti diajarkan oleh agama, hanya dengan alasan karena ditindas dan
kehilangan kebebasan. Mengapa tidak mencoba mencari tempat baru dimana kita
dapat mengembangkan diri dan melaksanakan cita-cita luhur itu? Padahal bumi
Allah itu luas!
Artinya, secara moral sebetulnya dalam keadaan bagaimanapun kita tetap
dituntut bertanggungjawab atas segala perbuatan kita, dan tidak dibenarkan
dengan gampang mencari dalih untuk tidak mencoba hal yang terbaik dalam hidup
ini. Sebab dengan adanya akal dan pikiran yang telah dikaruniakan Allah, maka
wajiblah atas kita untuk selalu berikhtiar mencari kemungkinan yang terbaik
dalam hidup ini, biarpun untuk itu kita harus berhijrah dari tempat asal kita.
Dan ini menjadi salah satu sumber dinamika orang yang benar-benar beriman, yang
tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah.
0 Comment