PPRPM
Selamat Datang di Website Resmi Pusat Penelitian Riset dan Publikasi Mahasiswa

Minggu, 16 April 2023

 

BERBUAT BAIK

Bumi Allah itu luas (Q., 39: 10) begitulah ungkapan dalam Kitab Suci Al-Quran. Lebih lengkapnya ayat suci itu ialah, Sampaikanlah: “Wahai hamba-hamba-Ku yang Beriman! Berbaktilah kamu sekalian kepada Tuhanmu! Kebaikanlah untuk mereka yang berbuat baik di dunia ini. Dan bumi Allah itu luas ...

Makna yang dapat dipahami dari firman suci itu ialah bahwa jika beriman dan berbakti kepada Tuhan, kemudian kita berbuat baik, maka kita akan mendapatkan balasan kebaikan pula. Dan balasan kebaikan itu disangkutkan dengan luasnya bumi Tuhan yang terbentang di depan mata kita. Ini jelas merupakan gambaran tentang lapangnya rasa kehidupan kita berkat adanya iman dan takwa kepada Tuhan itu. Kelapangan ini berpangkal dari adanya harapan kepada Allah, tempat kita bersandar. Oleh karena dalam Kitab Suci juga diberikan ilustrasi sebaliknya, yaitu Barangsiapa berpaling dari ingat kepada-Ku, maka sungguh baginya ialah kehidupan yang sempit, dan Kami akan giring dia pada Hari Kiamat dalam keadaan buta (Q., 20:124). Dan terasa sempitnya kehidupan itu ialah karena tidak adanya harapan kepada Allah.

Di samping itu, firman tersebut juga dapat dipahami menurut pengertian lahiriahnya. Yaitu bahwa bumi ini luas, sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak berbuat baik dan berbakti kepada Allah hanya karena kebetulan tempat dia berdiam dan hidup tidak memungkinkan. Dengan perkataan lain, kita dianjurkan untuk menjelajah bumi dan melihat kemungkinan yang ada di luar tempat kita sendiri. Bahkan dalam Kitab Suci terdapat gugatan kepada mereka yang tetap tinggal di suatu tempat, padahal di tempat itu dia tidak mampu berbuat sesuatu yang bakal meningkatkan harkat dan martabatnya yang diperoleh dari iman dan bakti kepada Tuhan. Sesungguhnya orang-orang yang dipenuhi (ajalnya) oleh para malaikat dalam keadaan zhâlim (berdosa) terhadap diri mereka sendiri, para malaikat itu berkata, “Bagaimana kamu dahulu (di dunia)?” Mereka menjawab, “Kami dahulu adalah orang-orang tertindas di bumi!” Para malaikat berkata, “bukankah bumi Allah itu luas sehingga kamu dapat berhijrah di dalamnya?” (Q., 4: 97).

Jadi digambarkan bahwa para malaikat yang bertugas mematikan kita nanti akan menggugat, mengapa tidak berpindah dari tempat kita sekarang jika memang di tempat itu kita tidak dapat berbuat banyak untuk cita-cita kita yang luhur seperti diajarkan oleh agama, hanya dengan alasan karena ditindas dan kehilangan kebebasan. Mengapa tidak mencoba mencari tempat baru dimana kita dapat mengembangkan diri dan melaksanakan cita-cita luhur itu? Padahal bumi Allah itu luas!

Artinya, secara moral sebetulnya dalam keadaan bagaimanapun kita tetap dituntut bertanggungjawab atas segala perbuatan kita, dan tidak dibenarkan dengan gampang mencari dalih untuk tidak mencoba hal yang terbaik dalam hidup ini. Sebab dengan adanya akal dan pikiran yang telah dikaruniakan Allah, maka wajiblah atas kita untuk selalu berikhtiar mencari kemungkinan yang terbaik dalam hidup ini, biarpun untuk itu kita harus berhijrah dari tempat asal kita. Dan ini menjadi salah satu sumber dinamika orang yang benar-benar beriman, yang tidak pernah berputus asa dari rahmat Allah.

 

 

0 Comment