PPRPM
Selamat Datang di Website Resmi Pusat Penelitian Riset dan Publikasi Mahasiswa

Kamis, 13 April 2023

 Berhati-hati pada Fitnah

Dalam ajaran moral atau akhlak Islam, setiap orang harus berusaha dapat berbuat baik dalam situasi atau kondisi apa pun. Tugas melakukan perbaikan terhadap segala kemungkaran dinyatakan sebagai amal sosial atau tanggung jawab sosial. Itulah sebabnya Al-Quran menyebutkan bahwa suatu musibah yang datang tidak saja akan mengena atau menimpa orang-orang yang berbuat jahat, tetapi juga pada mereka yang baik-baik. Seperti disebutkan dalam firman Allah Swt., Jagalah dirimu dari bencana fitnah, yang tidak hanya akan menimpa mereka yang jahat (zalim—NM) saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah keras sekali dalam menjalankan hukuman (Q., 8: 25).

Ayat tersebut menasihatkan agar orang beriman tidak boleh bersikap permissive, tidak peduli dan melonggarkan terjadinya perbuatan dosa atau kemungkaran. Dengan ungkapan lain, sesuai dengan konsep ajaran Islam, tidak ada pandangan bahwa membiarkan perbuatan mungkar yang bersifat merugikan pribadi tidak akan merugikan orang lain. Apa pun bentuk perbuatan dosa atau kemungkaran harus dicegah karena yang demikian itu merupakan sebuah komitmen dan tugas sosial setiap pribadi Muslim.

Di sisi lain, konsisten dengan konsep iman, kita memahami bahwa tidaklah mungkin keimanan dapat disandingkan dengan sikap oportunis. Sikap oportunis (yang mementingkan keuntungan selama tidak dirugikan dengan mengabaikan aturan moral) adalah sikap yang bertentangan dengan pesan-pesan keimanan itu sendiri.

Itulah sebabnya perlu terus diadakan pelatihan ruhaniah atau jihâd nafs sebagai sebuah tahap menyucikan diri (tazakkâ). Dalam berbuat sesuatu, orang beriman harus terus meminta petunjuk, bimbingan dari Allah Swt. sehingga tidak mudah tergelincir ke dalam perbuatan dosa atau kemungkaran. Oleh karena itu, dalam shalat, kita selalu membaca doa yang berbunyi, Tunjukilah kami jalan yang lurus (Q., 1: 6).

 

0 Comment